WP(%) Rp(%)
Mageru 90,64 93,57
Kutorejo 95,93 98,72
Karangdowo 99,06 99,75
Sumengko 86,33 88,24
Pasar Kota 3,96 69,11
Pasar Bunder 2,51 78,91
Total 59,50 92,54
Jl.URIP SUMOHARJO 42 TLEBENGAN SRAGEN
WP(%) Rp(%)
Mageru 90,64 93,57
Kutorejo 95,93 98,72
Karangdowo 99,06 99,75
Sumengko 86,33 88,24
Pasar Kota 3,96 69,11
Pasar Bunder 2,51 78,91
Total 59,50 92,54
SRAGEN – Sragen kedatangan tamu penting, Kamis kemarin (13/11) bertempat di Ruang Citrayasa serombongan tamu dari Inspektorat Pemprov. Kalimantan Selatan melakukan kunjungan kerja ke Pemkab. Sragen. Rombongan tamu diterima langsung oleh Bupati Sragen H. Untung Wiyono dan dihadiri oleh perwakilan satker yang ada di Pemkab. Sragen. Pada kunjungan kali ini, rombongan yang dipimpin oleh Inspektur Provinsi Kalimantan Selatan Drs. H. Suhardjo, MSi memperkenalkan diri dan rombongan yang terdiri dari Rombongan Inspektorat provinsi kalsel, Wakil Bupati Tanah Laut beserta tim, Wakil Bupati Kota Baru beserta Tim, Inspektur Kab. Barito Kuala beserta tim, Tim dari kota Banjarmasin, Tim dari Kab. Hulu Sungai utara, dan Tim dari Kab. Barru. Suhardjo menyampaikan maksud dan tujuannya, yaitu melihat lebih dekat pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang telah sukses dijalankan di Sragen. Selain itu juga ingin melakukan studi tentang Penerapan Grand Strategy, Model-model UKM, Pelayanan publik, serta penerapan IT di Kab. Sragen yang kemudian akan ditindaklanjuti dengan rencana kerjasama dengan Pemkab. Sragen. | ||
Dalam sambutannya, Bupati H. Untung Wiyono menyampaikan terimakasih karena sudah mau berkunjung ke Sragen dan menanggapi gembira keinginan rombongan untuk melakukan kerjasama. Dalam kesempatan tersebut Bupati memaparkan banyak tentang kondisi dan potensi di Sragen, beberapa hal yang disampaikan adalah tentang One Stop Service, Pengelolaan sampah, Badan Diklat, Pertanian organik yang sudah berkembang maju, penerapan IT dengan online system yang mempercepat dan mempermudah komunikasi, dan tak lupa tentang budaya wirausaha yang dikembangkan oleh masyarakat maupun PNS untuk meningkatkan kesejahteraannya. Diakhir acara dilakukan tukar menukar cinderamata dengan menyerahkan ikon masing-masing daerah. Selanjutnya, rombongan yang berjumlah 50 orang tersebut berkunjung ke Badan Diklat, Badan Pelayanan Terpadu, dan ke Sentra Batik Sragen.(pde) |
SRAGEN - Dalam memperingati seabad Kebangkitan Nasional, Pemerintah Republik Indonesia bersama organisasi sosial (Karang Taruna, Tagana, Tridas Widiantara, TRAMS, PATRON, Yayasan Tanah Airku, Bike to Work Community dan FKPP) yang tergabung dalam Yayasan Obor Nusantara mengadakan berbagai kegiatan diantaranya Kirab Obor Nusantara. Rombongan kirab tiba di Terminal Batu Jamus, perbatasan Kabupaten Karanganyar-Sragen, Senin (11/8), diterima oleh Asisten III Sekda Sragen, Drs. H. Ruwiyatmo, MM. Selama perjalanan menuju kantor Bupati, rombongan disambut dengan meriah oleh para pelajar. Obor Nusantara selanjutnya diinapkan sehari di Pendopo Sumonegaran, kompleks Rumah Dinas Bupati Sragen. Hari berikutnya, rombongan melanjutkan perjalanan ke kota Solo. Panitia Nasional Obor Nusantara, Ir. Rachmat Tatang Bachrudin, mengatakan bahwa kirab ini akan dilaksanakan di 100 titik yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Rote nDau dan melibatkan potensi masyarakat lokal. Rangkaian kegiatan ini berupaya membangkitkan kembali semangat dan jiwa nasionalisme anak bangsa, dalam melihat dan menyikapi berbagai permasalahan. Selain itu untuk menanamkan kembali kreativitas, semangat pantang menyerah dan jiwa gotong royong seperti para pendahulu. | ||
Tepat pada tanggal 5 Juni lalu, Kirab Obor Nusantara yang bergerak dari Sabang Dan Merauke, akan tiba di Jakarta pada tanggal 31 Agustus. Di sela kegiatan ini juga akan diadakan dialog terbuka dengan seluruh komponen masyarakat, selanjutnya hasil dialog tersebut akan dibukukan dan diserahkan kepada Presiden Republik Indonesia sebagai bahan kebijakan nasional yang akan datang. Lebih lanjut, Rachmat mengatakan, route perjalanan Nusantara Kirab Obor Nusantara mengelilingi 33 provinsi dan 207 kabupaten/ kota. Obor Merah disulut dari api abadi di pulau We, kemudian mengelilingi Sumatra-Banten-Jakarta, akan diterima oleh Presiden RI. Sedangkan, Obor Putih yang disulut dari api di pedalaman Merauke, terbagi menjadi dua kelompok. Obor Putih I mengelilingi Maluku Utara-Kalimantan-Yogyakarta, Obor Putih II mengelilingi Maluku-pulau terselatan di Maluku-NTT-NTB-Bali-Jawa Timur-Jawa Tengah-Yogyakarta. Obor Putih I dan II akan bertemu di Yogyakarta bertepatan dengan HUT RI kemudian melanjutkan perjalanan ke Jawa Tengah-Jawa-Barat-Jakarta, akan diterima oleh Wakil Presiden RI. Setibanya di Jakarta, antara Obor Merah dan Obor Putih akan disulut ke satu obor berwarna Merah Putih, selanjutya akan disemayamkan di Departemen Sosial RI. Pada tanggal 28 Oktober mendatang, Obor Nusantara akan diserahkan kepada Menteri Pemuda dan Olah Raga RI. Seterusnya akan disemayamkan dan menjadi prasasti di Monumen Tanah Air ( Monumen 100 Tahun Kebangkitan Nasional), termasuk di dalamnya terdapat Tanah dan Air yang diambil dari 33 provinsi. (nv/reev-humas) Sumber / Foto : HUMAS | ||
SRAGEN - Pemkab Sragen selama ini sangat besar perhatiannya kepada Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Bentuk perhatian Pemkab Sragen diwujudkan dengan memberikan perlindungan sosial (social protection). Demikian diungkapkan Bupati Sragen,H. Untung Wiyono, dalam “Launching/Peluncuran Bantuan Dana Jaminan Sosial Penyandang Cacat Berat dan Jaminan Sosial Lanjut Usia di Kabupaten Sragen,”. Acara yang berlangsung di Pendopo Sumonegaran Sragen tersebut, dihadiri oleh Dirjen Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Depsos RI, Makmur Sunusi, Ph. D. Menurut Makmur Sunusi, selama ini Bumi Sokowati dikenal sebagai salah satu daerah yang aktif dalam membantu kegiatan sosial baik di wilayah sendiri maupun secara nasional. Kunjungannya kali ini bertujuan untuk mengadakan uji coba ke beberapa daerah di Indonesia, bersamaan dengan launching (peluncuran) program Social Security maupun Social Assistance. “Program Jamian Sosial ini merupakan ujicoba untuk jangka waktu lima tahun, apabila berjalan baik akan dilanjutkan lagi,” katanya. Bupati Untung Wiyono menjelaskan bahwa pemberdayaan fakir miskin, penyandang cacat dan orang lanjut usia (lansia) terus diupayakan. Berbagai program yang telah dilaksanakan diantaranya Jaminan Sosial Penyandang Cacat (JSPC) dan Jaminan Sosial Lanjut Usia (JSLU). Bagi fakir miskin, penyandang cacat, lansia yang potensial diberikan ketrampilan, pembinaan jiwa wira usaha serta pemberian bantuan modal usaha. Sedangkan bantuan untuk non-potensial melalui pemenuhan kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan, kesehatan). | ||
“Kepekaan sosial Pemkab Sragen juga ditandai dengan pembentukan Koordinator Bidang Sosial, sebuah inovasi kelembagaan yang dipimpin seorang pejabat setara eselon III,” kata Bupati. Lembaga ini mengurusi BAZ, Jimpitan beras, Wukirwati serta Zakat Maal. Dana yang telah terkumpul, lanjut Bupati, dimafaatkan untuk memberikan bantuan bagi Sragen maupun daerah lain yang sedang dilanda bencana alam. Bahkan, dana tersebut dikelola menjadi micro finance untuk menunjang pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen. Disela kegiatan ini, Dirjen memberikan bantuan secara simbolik kepada dua orang penyandang cacat (Parti dari Sambungmacan dan Waluyo dari Sumberlawang) serta dua lansia (Giyem dari Sukodono dan Karomo Semito dari Gemolong). Bantuan Jaminan Sosial tersebut sejumlah Rp 300 ribu perbulan selama satu tahun bagi masing-masing orang, diberikan kepada 136 penyandang cacat berat dan 78 lansia. Untuk penyaluran bulan Januari-Juli di rapel (Rp 300.000,- x 7 bulan = Rp 2.100.000,-). Penyaluran bantuan tersebut melalui PT. Pos Indonesia Cabang Sragen, diantar langsung ke rumah penerima. Bupati berharap, meskipun program ini untuk jaminan sosial (kebutuhan dasar hidup) akan lebih baik mempunyai nilai tambah dan bermanfaat apabila pihak keluarga dapat mengelola sebagai tambahan modal usaha. Bupati juga menghimbau, para pendamping seperti aparat desa, petugas sosial kecamatan dan Dinkesos Kabupaten Sragen, ikut berperan aktif. Kepada semua elemen masyarakat, Bupati meminta, agar mendukung program uji coba ini dengan cara menciptakan iklim yang kondusif. Dalam kunjungannya ke Sragen, Dirjen menyempatkan diri meresmikan Gedung Lansia “Sakinah” yang belokasi di Jalan Ronggowarsito No.22 B. Dirjen juga bekunjung di Sekolah Luar Biasa Negeri yang berlokasi di Kalibening, Kroyo, Kecamatan Karangmalang. (nv-humas) Sumber / Foto : Humas |
Sejarah Kabupaten Sragen
Hari Jadi Kabupaten Sragen ditetapkan dengan Perda Nomor : 4 Tahun 1987, yaitu pada hari Selasa Pon, tanggal 27 Mei 1746. tanggal dan waktu tersebut adalah dari hasil penelitian serta kajian pada fakta sejarah, ketika Pangeran Mangkubumi yang kelak menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono yang ke- I menancapkan tonggak pertama melakukan perlawanan terhadap Belanda menuju bangsa yang berdaulat dengan membentuk suatu Pemerintahan lokal di Desa Pandak, Karangnongko masuk tlatah Sukowati sebelah timur.
Kronologi dan Prosesi
Pangeran Mangkubumi adik dari Sunan Pakubuwono II di Mataram sangat membenci Kolonialis Belanda. Apalagi setelah Belanda banyak mengintervensi Mataram sebagai Pemerintahan yang berdaulat. Oleh karena itu dengan tekad yang menyala bangsawan muda tersebut lolos dari istana dan menyatakan perang dengan Belanda. Dalam sejarah peperangan tersebut, disebut dengan Perang Mangkubumen ( 1746 - 1757 ). Dalam perjalanan perangnya Pangeran Muda dengan pasukannya dari Keraton bergerak melewati Desa-desa Cemara, Tingkir, Wonosari, Karangsari, Ngerang, Butuh, Guyang. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Desa Pandak, Karangnongko masuk tlatah Sukowati.
Di Desa ini Pangeran Mangkubumi membentuk Pemerintahan Pemberontak. Desa Pandak, Karangnongko di jadikan pusat Pemerintahan Projo Sukowati, dan Beliau meresmikan namanya menjadi Pangeran Sukowati serta mengangkat pula beberapa pejabat Pemerintahan.
Karena secara geografis terletak di tepi Jalan Lintas Tentara Kompeni Surakarta – Madiun, pusat Pemerintahan tersebut dianggap kurang aman, maka kemudian sejak tahun 1746 dipindahkan ke Desa Gebang yang terletak disebelah tenggara Desa Pandak Karangnongko.
Sejak itu Pangeran Sukowati memperluas daerah kekuasaannya meliputi Desa Krikilan, Pakis, Jati, Prampalan, Mojoroto, Celep, Jurangjero, Grompol, Kaliwuluh, Jumbleng, Lajersari dan beberapa desa Lain.
Dengan daerah kekuasaan serta pasukan yang semakin besar Pangeran Sukowati terus menerus melakukan perlawanaan kepada Kompeni Belanda bahu membahu dengan saudaranya Raden Mas Said, yang berakhir dengan perjanjian Giyanti pada tahun 1755, yang terkenal dengan Perjanjian Palihan Negari, yaitu kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta, dimana Pangeran Sukowati menjadi Sultan Hamengku Buwono ke-1 dan perjanjian Salatiga tahun 1757, dimana Raden Mas Said ditetapkan menjadi Adipati Mangkunegara I dengan mendapatkan separuh wilayah Kasunanan Surakarta.
Selanjutnya sejak tanggal 12 Oktober 1840 dengan Surat Keputusan Sunan Paku Buwono VII yaitu serat Angger – angger Gunung, daerah yang lokasinya strategis ditunjuk menjadi Pos Tundan, yaitu tempat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Lalu Lintas Barang dan surat serta perbaikan jalan dan jembatan, termasuk salah satunya adalah Pos Tundan Sragen.
Perkembangan selanjutnya sejak tanggal 5 juni 1847 oleh Sunan Paku Buwono VIII dengan persetujuan Residen Surakarta baron de Geer ditambah kekuasaan yaitu melakukan tugas kepolisian dan karenanya disebut Kabupaten Gunung Pulisi Sragen. Kemudian berdasarkan Staatsblaad No 32 Tahun 1854, maka disetiap Kabupaten Gunung Pulisi dibentuk Pengadilan Kabupaten, dimana Bupati Pulisi menjadi Ketua dan dibantu oleh Kliwon, Panewu, Rangga dan Kaum.
Sejak tahun 1869, daerah Kabupaten Pulisi Sragen memiliki 4 ( empat ) Distrik, yaitu Distrik Sragen, Distrik Grompol, Distrik Sambungmacan dan Distrik Majenang.
Selanjutnya sejak Sunan Paku Buwono VIII dan seterusnya diadakan reformasi terus menerus dibidang Pemerintahan, dimana pada akhirnya Kabupaten Gunung Pulisi Sragen disempurnakan menjadi Kabupaten Pangreh Praja. Perubahan ini ditetapkan pada jaman Pemerintahan Paku Buwono X, Rijkblaad No. 23 Tahun 1918, dimana Kabupaten Pangreh Praja sebagai Daerah Otonom yang melaksanakan kekuasaan hukum dan Pemerintahan.
Dan Akhirnya memasuki Zaman Kemerdekaan Pemerintah Republik Indonesia , Kabupaten Pangreh Praja Sragen menjadi Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen.
| |||||||||||||||||||
|
Pada Hari Selasa tanggal 17 Juni 2008 di Balai Kelurahan Sragen Tengah diselenggarakan Bimimbingan Teknik Pil.Gub/ WAGUB Jawa Tengah. Pelaksanaan ini diselenggarakan oleh PPS Kecamatan Sragen yang diikuti oleh 16 peserta yang terdiri dari 12 KPPS 3 PPS dan 1 Kepala Kelurahan Sragen Tengah.
Acara ini diselenggarakan oleh PPS Kecamatan Sragen yang bertujuan untuk memperlancar kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan Pilgub/Wagub tahun 2008 sesuai dengan juknis yang ada. Dengan harapan dapat berjalan dengan baik, lancar dan tanpa hambatan.
Mari kita sama-sama menyaksikan "pemenang" dalam dua perhelatan akbar Pilgub Jateng dan Piala Eropa 2008. Hanya perbedaan antara dua perhelatan tersebut diatas adalah Pilgub sangat menentukan nasib Jateng yang akan datang, maka jangan salah pilih. Boleh kita mempunyai "jago" dalam dua perhelatan tersebut tapi tetap peace.(riza) |
NO | KALING | KOMODITAS | VOLUME | POTENSI PRODUKSI | BULAN PANEN | KET | |||
Jenis | Varietas | Ha | Batang | Biji | Kg | ||||
1 | Mageru | Mangga | Manalagi/gadung | - | 275 | 22000 | 5500 | Desember | Konsumsi RT |
2 | Karangdowo | Mangga | Manalagi/gadung | - | 75 | 9375 | 2344 | Desember | |
3 | Kutorejo | Mangga | Manalagi/gadung | - | 296 | 16872 | 4218 | Desember | |
4 | Sumengko | Mangga | Manalagi/gadung | - | 430 | 32250 | 8062 | Desember | |
| JUMLAH | | | | 1076 | 80497 | 20124 | | |
No | KALING | JUMLAH KK | JML JIWA | |||||||
L | P | JML | KAWIN | D/J/BK | JML | L | P | JML | ||
1 | Mageru | 510 | 510 | 1020 | 392 | 111 | 503 | 867 | 881 | 1748 |
2 | Karangdowo | 306 | 306 | 612 | 240 | 78 | 318 | 525 | 523 | 1048 |
3 | Kutorejo | 302 | 302 | 604 | 235 | 67 | 302 | 533 | 528 | 1061 |
4 | Sumengko | 960 | 960 | 1920 | 770 | 185 | 955 | 1.713 | 1.806 | 3.519 |
| Jumlah | 2078 | 2078 | 4246 | 1.677 | 541 | 2.218 | 3.638 | 3.738 | 7.376 |
NO | JENIS/KELAS JALAN | PANJANG/BUAH |
1 | Jalan Negara | 1,5 km |
2 | Jalan Provinsi | 1,5 km |
3 | Jalan Kelas I | 1 km |
4 | Jalan Kelas II | 2 km |
5 | Jalan Kelas III | 12,7 km |
6 | Jalan Kelas III/a | 6,3 km |
7 | Jalan Kelas IV | 4,2 km |
8 | Jalan Desa | 17,3 km |
9 | Jembatan Beton | 4 buah |
No | Kaling | 0 sd 4 | 5 sd 6 | 7 sd 15 | 16 sd 21 | > 60 | JML |
1 | Mageru | 113 | 66 | 277 | 149 | 183 | 788 |
2 | Karangdowo | 73 | 44 | 168 | 112 | 94 | 491 |
3 | Kutorejo | 78 | 54 | 133 | 118 | 91 | 474 |
4 | Sumengko | 238 | 87 | 591 | 369 | 408 | 1693 |
Pendiri Kab.Sragen... Nama : PANGERAN SUKOWATI, Pendiri Sragen Alamat : Hari Jadi Kabupaten Sragen ditetapkan dengan Perda Nomor : 4 Tahun 1987, yaitu pada hari Selasa Pon, tanggal 27 Mei 1746. tanggal dan waktu tersebut adalah dari hasil penelitian serta kajian pada fakta sejarah, ketika Pangeran Mangkubumi yang kelak menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono yang ke- I menancapkan tonggak pertama melakukan perlawanan terhadap Belanda menuju bangsa yang berdaulat dengan membentuk suatu Pemerintahan lokal di Desa Pandak, Karangnongko masuk tlatah Sukowati sebelah timur. | ||
KRONOLOGI DAN PROSESI Pangeran Mangkubumi adik dari Sunan Pakubuwono II di Mataram sangat membenci Kolonialis Belanda. Apalagi setelah Belanda banyak mengintervensi Mataram sebagai Pemerintahan yang berdaulat. Oleh karena itu dengan tekad yang menyala bangsawan muda tersebut lolos dari istana dan menyatakan perang dengan Belanda. Dalam sejarah peperangan tersebut, disebut dengan Perang Mangkubumen ( 1746 - 1757 ). Dalam perjalanan perangnya Pangeran Muda dengan pasukannya dari Keraton bergerak melewati Desa-desa Cemara, Tingkir, Wonosari, Karangsari, Ngerang, Butuh, Guyang. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Desa Pandak, Karangnongko masuk tlatah Sukowati. Di Desa ini Pangeran Mangkubumi membentuk Pemerintahan Pemberontak. Desa Pandak, Karangnongko di jadikan pusat Pemerintahan Projo Sukowati, dan Beliau meresmikan namanya menjadi Pangeran Sukowati serta mengangkat pula beberapa pejabat Pemerintahan. Karena secara geografis terletak di tepi Jalan Lintas Tentara Kompeni Surakarta – Madiun, pusat Pemerintahan tersebut dianggap kurang aman, maka kemudian sejak tahun 1746 dipindahkan ke Desa Gebang yang terletak disebelah tenggara Desa Pandak Karangnongko. Sejak itu Pangeran Sukowati memperluas daerah kekuasaannya meliputi Desa Krikilan, Pakis, Jati, Prampalan, Mojoroto, Celep, Jurangjero, Grompol, Kaliwuluh, Jumbleng, Lajersari dan beberapa desa Lain. Dengan daerah kekuasaan serta pasukan yang semakin besar Pangeran Sukowati terus menerus melakukan perlawanaan kepada Kompeni Belanda bahu membahu dengan saudaranya Raden Mas Said, yang berakhir dengan perjanjian Giyanti pada tahun 1755, yang terkenal dengan Perjanjian Palihan Negari, yaitu kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta, dimana Pangeran Sukowati menjadi Sultan Hamengku Buwono ke-1 dan perjanjian Salatiga tahun 1757, dimana Raden Mas Said ditetapkan menjadi Adipati Mangkunegara I dengan mendapatkan separuh wilayah Kasunanan Surakarta. Selanjutnya sejak tanggal 12 Oktober 1840 dengan Surat Keputusan Sunan Paku Buwono VII yaitu serat Angger – angger Gunung, daerah yang lokasinya setrategis ditunjuk menjadi Pos Tundan, yaitu tempat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Lalu Lintas Barang dan surat serta perbaikan jalan dan jembatan, termasuk salah satunya adalah Pos Tundan Sragen. Perkembangan selanjutnya sejak tanggal 5 juni 1847 oleh Sunan Paku Buwono VIII dengan persetujuan Residen Surakarta baron de Geer ditambah kekuasaan yaitu melakukan tugas kepolisian dan karenanya disebut Kabupaten Gunung Pulisi Sragen. Kemudian berdasarkan Staatsblaad No 32 Tahun 1854, maka disetiap Kabupaten Gunung Pulisi dibentuk Pengadilan Kabupaten, dimana Bupati Pulisi menjadi Ketua dan dibantu oleh Kliwon, Panewu, Rangga dan Kaum. Sejak tahun 1869, daerah Kabupaten Pulisi Sragen memiliki 4 ( empat ) Distrik, yaitu Distrik Sragen, Distrik Grompol, Distrik Sambungmacan dan Distrik Majenang. Selanjutnya sejak Sunan Paku Buwono VIII dan seterusnya diadakan reformasi terus menerus dibidang Pemerintahan, dimana pada akhirnya Kabupaten Gunung Pulisi Sragen disempurnakan menjadi Kabupaten Pangreh Praja. Perubahan ini ditetapkan pada jaman Pemerintahan Paku Buwono X, Rijkblaad No. 23 Tahun 1918, dimana Kabupaten Pangreh Praja sebagai Daerah Otonom yang melaksanakan kekuasaan hukum dan Pemerintahan. Dan Akhirnya memasuki Zaman Kemerdekaan Pemerintah Republik Indonesia , Kabupaten Pangreh Praja Sragen menjadi Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen. ( Sumber : Sejarah dan Hari Jadi Pemerintahan di Kota Sragen, 1987 ). |
Nama : Sekda Sragen, KUSHARDJONO Alamat : Jln. Arimbi No 4 Taman Asri, Sragen Dengan latar belakang pengalaman di bidang kepemerintahan yang sangat komplit, KUSHARDJONO mampu memangku jabatan sebagai Sekretaris daerah dengan memberikan pemikiran-pemikiran baru dalam mendukung Bupati dan seluruh pegawai. Sebelumnya, Pak Kus sapaan akrabnya, pernah beberapa kali menjabat sebagai camat, kemudian menjadi Kepala Bagian Keuangan, Pembantu Bupati, Kepala Itwilkab, Kepala Dinas P & K, serta Kepala BPKD di Setda Sragen, kini menjabat sebagai Sekda Sragen, TMT 11-08-2004 dengan Pangkat Pembina Utama Madya (IV/D) dan selalu siap memberikan andil serta berperan dalam Reformasi Birokrasi di Sragen. | |||
Pemikiran-pemikiran utama yang dikemukakan oleh beliau adalah PRINSIP KERJA PEGAWAI 5K. Meliputi KOMITMEN berupa Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran; KONSEPTUAL berupa perencanaan, pelaksanaan, target, output dan outcome; KONTINYU berupa Kesinambungan, tahapan, dan keteraturan; KONSISTEN berupa Ketaatan, Kedisiplinan, dan Ketertiban; Serta KONSEKUEN yaitu tanggung jawab, Tanggung gugat, hak dan kewajiban. 5 Prinsip tersebut dipegang teguh oleh Pak Kus, dan selalu beliau tekankan kepada seluruh pegawai guna mewujudkan pegawai yang baik, cerdas, dan santun. Bapak dari 2 orang orang putera dan suami dari Dra. Endang Lestari, MM ini memang dikenal sangat sabar dan perhatian, baik pada keharmonisan keluarganya maupun keharmonisan keluarga besar jajaran pegawai Kabupaten Sragen. Beliau juga menekankan bahwa kemajuan bangsa maupun daerah dipengaruhi oleh mindset masyarakatnya. Dalam pemikirannya, Hakekat Manusia adalah makhluk biologis, sosial, politik, intelektual, emosional, spiritual, dan makhluk Ilahi. Dan ketujuh aspek tersebut tidak dapat dipisahkan. Selain kesibukannya di Setda Sragen, Pak Kus mempunyai hobi membaca buku dan juga penggemar Jeep berikut memodifikasinya. Wah, asyik benar ya, bapak sekda kita ini, hobi uniknya ini semakil lengkap dengan ditemani Sapo tahu dan Rujak Cingur yang merupakan santapan kegemarannya. (f-pde) Sumber / Foto : Sekpri Sekda |
PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Jln. Veteran No. 11 Telp. (0271) 91024Website http://www.sragen.go.id E-mail : info@sragen.go.id SRAGEN 57211 |
PENGUMUMAN
NOMOR : 800/857/32/2008
Dalam rangka pemberdayaan potensi daerah dan peningkatan aksesbilitas daerah membutuhkan tenaga profesional :
1. Marketing
2. Public Relations
3. Guru SMP / SMU bertaraf Internasional
4. Kepala TK /
5.
dengan ketentuan sebagai berikut :
A. Persyaratan Umum :
1. Warga Negara
2. Usia terendah 18 tahun dan tertinggi 25 tahun terhitung sampai dengan 31 Desember 2008
3. Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter Pemerintah
4. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan
5. Tidak pernah diberhentikan dengan tidak hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS/Anggota TNI/Anggota POLRI atau Pegawai Swasta
6. Mempunyai pendidikan kecakapan dan keterampilan yang diperlukan
7. Berkelakuan baik
8. Tidak berkedudukan sebagai Pengurus atau anggota Partai Politik
9. Berasal dari Sekolah/PTN/PTS yang berstatus Terakreditasi
10. Lebih diutamakan yang memiliki Nilai IPK minimal untuk S2 : 3,00, S1/D3 Ekskta : 2,75 dan S1/D3 Sosial : 3,00
11. CPNS atau PNS bagi guru SMP/SMU bertaraf internasional dan Kepala TK, SD untuk sekolah bertaraf internasional
B. Persyaratan Khusus :
1. Sales Marketing dan Public Relations :
a. Memiliki ijasah S1 atau D3 (semua jurusan)
b. Dapat mengoperasikan computer khususnya MS Office
c. Menguasai dan dapat berbahasa Inggris secara aktif dengan standar Toefl 450
d. Diutamakan bagi yang sudah berpengalaman yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Pengalaman Kerja
e. Memiliki performance, kepercayaan diri dan verbalisasi yang baik
f. Tidak berstatus CPNS/PNS
2. Guru SMP / SMU bertaraf Internasional :
a. Dibutuhkan untuk formasi :
- Guru Matematika
- Guru Fisika
- Guru Kimia
- Guru Biologi
- Guru Bahasa Inggris
- Guru Komputer
- Guru Bahasa Turki
- Guru Bahasa
- Guru Agama
- Guru Ekonomi
- Guru Geografi
- Guru Sejarah
- Guru Musik
- Guru Kesenian
- Guru Olahraga
- Guru Seni
- Guru Bahasa Jawa
- Guru Sosiologi
b. Memiliki ijasah S1 dan Akta IV
c. Dapat mengoperasikan computer khususnya MS Office
d. Menguasai dan dapat berbahasa Inggris secara aktif dengan standar Toefl 500
e. Mempunyai pengalaman mengajar minimal 1 tahun yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Pengalaman Kerja
f. Memiliki performance, kepercayaan diri dan verbalisasi yang baik
g. Berlaku untuk umum, CPNS, dan PNS
3. Kepala TK /
a. Memiliki ijasah S1 atau D4 (semua jurusan),
b. Memiliki kemampuan :
c. Berlaku untuk Umum, CPNS, dan PNS
4.
a. Kualifikasi yang dibutuhkan :
1. D.3 Manufaturing ATMI – Solo, diutamakan yang telah menyelesaikan S.1 Teknik Industri
2. D.3 Otomotif ATMI – Solo, diutamakan yang telah menyelesaikan S.1 Teknik Mesin
3. S.1 Teknik Mesin
4. S.1 Teknik Elektro
5. S.1 Teknik Komputer / Sistem Komputer
6. S.1 Teknik Elektro Telekomunikasi
7. S.1 Teknik Informatika
b. Menguasai Autocard,
c. Diutamakan bagi yang sudah berpengalaman yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Pengalaman Kerja,
d. Menguasai dan dapat berbahasa Inggris secara aktif dengan standar Toefl 450,
e. Memiliki performance, kepercayaan diri dan verbalisasi yang baik.
f. Tidak berstatus CPNS/PNS
1. Berkas lamaran dikirim via Pos Tercatat mulai tanggal : 17 Mei 2008 sampai dengan 24 Mei 2008 dengan menggunakan flate rate yang tersedia di Kantor Pos
2. Tidak melayani lamaran langsung
3.
a. Foto copy ijasah dan Transkrip Nilai yang dilegalisir oleh : Rektor/Dekan/Pembantu Dekan Bidang Akademik bagi Universitas atau Institut, Ketua atau Pembantu Ketua Bidang Akademik untuk Sekolah Tinggi dengan mencantumkan Nama Pejabat, Tanda Tangan dan Stempel Basah, Surat Keterangan Lulus tidak berlaku
b. Pas foto berwarna ukuran 3x4 cm 3 lembar dan Pas foto seluruh badan ukuran 3R (postcard) 1 lembar
c. Foto copy KTP yang masih berlaku
d. Foto copy Kartu Tanda Pencari Kerja / AK.I dari Dinas Tenaga Kerja setempat yang masih berlaku
e. Asli Surat Keterangan Sehat dari Dokter Pemerintah
f. Foto copy Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang masih berlaku,
g. Dalam pelaksanaan seleksi diutamakan bagi yang memiliki pengalaman kerja pada sektor pemerintah/swasta
4. Berkas lamaran dikirim kepada Bupati Sragen cq Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sragen, Jln. Veteran No. 11 Telp. (0271) 91024 Sragen 57211
D. Lain-lain :
1. Informasi lebih lengkap dapat menghubungi Website : http://www.sragen.go.id .
2. Pelamar tidak dikenai biaya apapun.
3. Keputusan Panitia tidak dapat diganggu gugat.
Demikian untuk menjadikan maklum dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Sragen, 17 Mei 2008
a.n. BUPATI SRAGEN
Kepala Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Sragen
Drs. SUPARMIN, MM
Pembina Tk I
NIP. 010 172 289