Rabu, 26 Maret 2008

POTENSI LAHAN KECAMATAN SRAGEN

Potensi Lahan Pertanian

No

Desa/Kelurahan

Teknis

½ Teknis

Tadah hujan

Tegal

Pekarangan

Lain2

Jumlah

1

Sine

213

0

0

0

84,8

45,3

343,1

2

Sragen Kulon

0

0

0

0

215,6

35,4

251,0

3

Sragen Tengah

0

0

0

0

159,0

16,0

175,0

4

Sragen Wetan

0

0

0

0

160,0

54,2

214,2

5

Nglorog

233

0

0

0

73,7

50,3

357,0

6

Karangtengah

227

0

0

0

86,6

36,7

350,3

7

Tangkil

365

27

0

0,5

86,2

24,8

503,5

8

Kedungupit

157

0

159

50,4

125,6

40,4

532,4

Jumlah

1.195

27

159

50,9

991,5

303,1

2.726,5

SUGUHAN KHAS MENU PRODUK LOKAL

SUGUHAN KHAS MENU PRODUK LOKAL

SRAGEN - Jangan heran kalau menu makanan yang disuguhkan kepada setiap tamu yang berkunjung ke Pemerintah Kabupaten Sragen, berbeda dengan daerah-daerah lainnya. Bukan berupa makanan yang mewah, namun makanan yang terlihat sangat khas dan menarik. Menu makanan yang disajikan adalah makanan yang terbuat dari bahan makanan lokal sragen, yakni ganyong, garut, singkong, ketela rambat, jagung, pisang dan lain-lainya. Waktu dulu bisa dibilang sebagai makanan ndeso, namun justru makanan tersebut di Kabupaten Sragen lagi naik daun. Pasalnya Pemkab Sragen sudah beberapa tahun ini gencar mempromosikan kepada masyarakat agar gemar mengkonsumsi makanan yang berbahan baku dari makanan lokal yang sehat dan alami.

Menurut Bupati Sragen, bahan makanan lokal seperti garut, ganyong, jagung, singkong, ketela rambat dan pisang, mengandung banyak zat-zat yang berguna bagi tubuh dan aman bila dikonsumsi. ”Di Negara Korea saja, setiap jamuan makan, yang digunakan sebagai makanan penutup adalah ketela rambat yang dibakar, karena ketela dapat memperlancar pencernaan,” tutur Bupati Sragen.

Sementara, Agnes Eny Nurhayati, Kasubag Rumah Tangga Bagian Umum Setda Sragen di sela-sela kesibukannya menerangkan, sejak Bupati Sragen Untung Wiyono memegang tampuk pemerintahan di Kabupaten Sragen, menu yang disajikan untuk para tamu selalu dari makanan yang berbahan baku produk lokal sragen.

Bahan makanan tersebut diolah dalam berbagai jenis menu yang sangat menarik dan enak. Misalnya saja bahan makanan garut, bisa di sajikan dalam bentuk jenang garut, roti kering garut, roti cake garut dan lainnya. Dari melihat bentuknya yang sangat menarik, akan sangat sulit ditebak bila makanan tersebut terbuat dari garut, bahkan saat dimakan pun rasanya sangat enak dan gurih.

Ibu dua anak ini menambahkan, bahwa semua menu makanan yang disajikan untuk menyuguh tamu, dijamin bebas dari bahan pengawet dan pewarna ataupun bahan kimia lainnya. ”Semua makanan yang kami sajikan untuk menjamu tamu yang berkunjung ke Pemkab Sragen, kami jamin bebas dari bahan pengawet, pewarna ataupun bahan kimia lainnya,” terang Agnes.

Untuk membuat makanan agar tampak menarik kala disajikan, pada beberapa jenis menu makanan di buat menjadi warna warni, seperti warna merah ataupun hijau. Namun untuk membuat menu makanan menjadi berwarna, tidak menggunakan zat pewarna kimia melainkan menggunakan bahan lokal yang dijamin aman. Untuk membuat warna merah misalnya, biasanya digunakan gula jawa merah, sedang untuk membuat makanan menjadi hijau, digunakan daun sudji, jelas Agnes.

Makanan yang disuguhkan ke tamu bisanya di tempatkan pada tempat khusus yang terbuat dari anyaman bambu yang terlihat sangat cantik. Uniknya, makanan yang disuguhkan beserta kemasanya yang terbuat dari anyaman bambu tersebut, banyak yang diminta oleh para tamu yang berkunjung untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

Ada lebih dari empat puluh jenis menu makanan yang berbahan baku dari produk lokal. Namun, setiap harinya tidak semua jenis menu makanan disajikan. Biasanya berganti ganti menu untuk setiap harinya. Sedangkan untuk menjamu tamu-tamu yang dinilai spesial, misalnya kunjungan Menteri atau Gubernur, biasanya semua jenis menu makanan lokal tersebut disajikan.

Hampir tiap hari, Agnes menyediakan menu makanan yang akan disajikan untuk menyuguh tamu. Pasalnya, hampir tiap hari pula Pemerintah Kabupaten Sragen menerima kunjungan tamu dari berbagai daerah di Indonesia ataupun dari manca negara.

Sementara menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, menu makanan yang berbahan makanan produk lokal lebih sehat dan aman untuk dikonsumsi. Ganyong misalnya, banyak mengandung zat-zat maupun vitamin yang cukup tinggi dan baik bagi kesehatan. Mengkonsumsi ganyong setiap hari, sangat baik untuk menstabilkan asam lambung. Serat yang terkandung di dalamnya dapat mengikat kolesterol dan dikeluarkan bersama feces. Kalsium yang dikandung didalamnya juga cukup tinggi sehingga dapat menguatkan tulang dan gigi. Singkong pun tak kalah kandungan gizinya, selain mengandung zat-zat yang dapat menyembuhkan radang usus, singkong ternyata juga sangat baik sebagai makanan alternatif untuk anak autis dan sindrom down.(Hart – Humas)

SOSIALISASI TANGGAP FLU BURUNG

[ 26/03/2008, 13:18 WIB ]
SOSIALISASI TANGGAP FLU BURUNG


SRAGEN - Selasa (25/3), bertempat di Aula Sukowati, diselenggarakan Sosialisasi Delapan Pesan Tanggap Flu Burung dalam rangka persiapan menghadapi Pandemi. Sosialisasi ini di ikuti oleh kurang lebih 150 kepala desa se-Kabupaten Sragen. Acara dibuka oleh Assisten II Sekda Kabupaten Sragen Ir. Endang Handayani, MM.

Ketika menyampaikan asmbutannya Assisten II Sekda Kabupaten Sragen Ir. Endang Handayani, MM antara lain mengatakan, dalam mendukung Visi dan Misi kabupaten Sragen, yaitu menjadikan “Sragen sebagai Kabupaten Cerdas” harus didukung dengan strategi-strategi agar masyarakat hidup sehat baik secara jasmani maupun rohani. Diharapkan setiap desa menjadi desa siaga dan memiliki persediaan obat esensial dalam bidang kesehatan. Hal tersebut sebagai antisipasi mencegah meluasnya penyebaran penyakit terutama Flu burung di wilayah Kabupaten Sragen.

Asisten II Sekda menambahkan, Pemkab Sragen telah berusaha secara optimal dalam penanggulangan Flu burung. Upaya tersebut antara lain melalui penegakkan Regulasi dengan pengaturan lintasan angkutan ternak unggas agar tidak melintasi jalur dalam kota Kabupaten Sragen serta peningkatan kesadaran masyarakat tanggap Flu burung. Selain itu masyarakat dihimbau untuk mengamankan lingkungan yang rawan akan perkembangan Flu burung.

Menurut Asisten II, meskipun Pemerintah telah melakukan berbagai upaya, tetapi apabila tidak mendapat tanggapan positif dari masyarakat, hal itu akan sia-sia. Karena pada kenyataannya dilapangan masih banyak kasus akibat Flu burung yang terjadi di kabupaten Sragen sehingga perlu penanggulangan ekstra. Terlebih pada tujuh kecamatan yang memiliki resiko tinggi terhadap Flu burung yaitu, Kecamatan Miri, Mondokan, Masaran, Tanon, Plupuh, Karangmalang, dan Dawung.

Ir. Endang Handayani, MM menghimbau agar para kepala desa atau lurah untuk ikut aktif dalam mendukung kebijakkan dan program pemerintah dalam mencegah terjadinya Pandemi Flu burung di Kabupaten Sragen. Salah satu cara adalah dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya Flu burung dan cara pencegahannya.

Pemberdayaan terhadap masyarakat harus dilakukan mulai dari desa dengan membentuk satgas dan dari RT/RW dengan membentuk Pokja dan untuk setiap rumah tangga sendiri harus menjadi pelaku hidup sehat. Selain itu, juga harus di adakan keamanan antar wilayah untuk menjaga lingkungan agar bebas dari Flu burung.”

Delapan Pesan Tanggap Flu Burung yang disosialisasikan dalam acara tersebut meliputi : Pertama adalah Jangan sentuh ayam, bebek dan unggas lain yang sakit atau mati. Kedua, Cuci pakai sabun tangan dan peralatan masak anda. Ketiga, Pisahkan unggas dari manusia. Keempat, Periksakan ke Puskesmas jika ada gejala flu dan demam setelah berdekatan dengan unggas. Kelima, Gunakan sarung tangan, penutup mulut dan hidung saat memegang unggas. Keenam, Jangan makan unggas yang sakit atau mati. Ketujuh, Sembelih, bakar, kubur unggas yang mati atau sakit. Dan kedelapan Jangan biarkan anak-anak bermain dengan unggas.

Ir. Endang Handayani, MM juga menghimbau agar seluruh element masyarakat harus ”Aktif dalam sosialisasi dan Kritis dalam menyusun Rencana tindak lanjut!”. Kegiatan sosialisasi tersebut diadakan dengan tujuan agar para peserta paham dengan maksud Delapan Pesan Flu burung dan setelah itu mampu menyusun kegiatan sosial dimasyarakat. (Jat-Humas)

Selasa, 25 Maret 2008

BONE TERTARIK MENGADOPSI ALAT PILUDES SRAGEN

[ 25/03/2008, 09:35 WIB ]
BONE TERTARIK MENGADOPSI ALAT PILUDES SRAGEN


SRAGEN - Sragen pastinya bangga menjadi bagian dari perubahan. Reformasi birokrasi yang terus dikembangkan membuat banyak daerah tak sekedar ingin berkunjung saja, namun juga mengadopsi ilmu dan sistem yang dilaksanakan di Sragen.Hal tersebut terbukti dengan kunjungan yang dilakukan kemarin (Senin, 24/3) dari Kabupaten Bone yang bermaksud ingin menggunakan sistem dan perangkat Piludes yang telah lama digunakan di Sragen dan telah menyiapkan MOU. Perangkat ini sangat membantu pelaksanaan pemilihan kepala desa secara langsung dengan sistem keamanan yang canggih namun userfriendly dan rencananya akan digunakan oleh Kabupaten Bone April mendatang.

Masih dalam hari yang sama, Kabupaten Ternate yang telah beberapa kali berkunjung ke Sragen baik untuk diklatpim maupun kunjungan kerja kali ini berkunjung untuk melihat pelayanan kepada masyarakat yang dilakukan di Badan Pelayanan Terpadu dan sempat mampir ke Bagian PDE untuk melihat cara kerja TI yang mendukung online di BPT.

Berbeda dengan kunjungan dari Kabupaten Sidenreng Rapang yang telah beberapa hari ini berkunjung ke Sragen. Mereka sangat tertarik dengan Teknologi Informasi yang telah berjalan di Sragen, sehingga sebagian besar perhatian mereka tercurah ke Bagian PDE. Rencananya hari ini, masih akan ada kunjungan lain, yaitu dari Institut Teknologi Bandung untuk kunjungan kuliah lapangan.

Diharapkan kunjungan ini dapat memberikan manfaat kepada daerah yang berkunjung, dan juga kepada Kab. Sragen sendiri untuk dapat lebih meningkatkan pembangunan agar dapat selalu menjadi contoh yang baik. (fas-pde)

Sumber / Foto : PDE

PASAR BUNDER, KONSEP MODERN BERNUANSA TRADISIONAL



[ 25/03/2008, 14:16 WIB ]
PASAR BUNDER, KONSEP MODERN BERNUANSA TRADISIONAL


SRAGEN - Bersih, begitu kesan pertama bila sesorang memasuki lingkungan pasar Bunder sragen. Pemandangan sebuah pasar yang jorok dan kumuh tidak akan dijumpai di dalam lingkungan pasar bunder ini. Sejak di renovasi tahun 2006 lalu, pasar bunder semakin tampak tertata rapi dan bersih yang menjadikan pasar bunder sebagai pasar tradisional yang bernuansa modern. Konsenya adalah membangun pasar modern, namun tidak menghapus nuansa tradisionalnya, misalnya bentuk pasar yang masih berupa los-los panjang. Tawar menawar antar pedagang dan pembeli yang merupakan salah satu cirikhas pasar tradisional juga masih bisa dijumpai di pasar ini.

Pengunjung pasar yang sedang berbelanja tidak perlu kawatir kehujanan ataupun kepanasan, karena bangunan antar los sudah dipasangi kanopy. ”Seluruh bangunan los sudah kami pasangi canopy, sehingga pengunjung tidak akan kepanasan maupun kehujanan, hal ini dalam mewujudkan pasar bunder sebagai tempat berbelanja yang nyaman dan bersih” kata Ir.Ashari,MM Kepala Bidang Perencanaan dan Bina Teknik Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sragen.

Pasar yang di tempati kurang lebih 3000 pedagang ini, pembangunan renovasinya dilakukan secara bertahap. Pada tahun 2006, renovasi dimulai dengan membangun sebanyak 14 los dari dana APBN dan 5 los dari dana APBD. Pembangunan renovasi berlanjut hingga tahun 2007 berupa pembangunan 3 los dari dana APBN dan 2 los dari dana APBD serta pembangunan sebuah los besar dari dana ABT.

Renovasi pasar bunder tersebut dilengkapi pula dengan pembangunan fasilitas-fasilitas lain bagi pedagang maupun pengunjung, yakni bangunan Mushola, MCK dan bangunan-bangunan lainnya untuk perkantoran. ”Tahun 2008 ini, Pemkab Sragen juga akan merenovasi 3 buah los yang terletak di sebelah timur, untuk dibangun menjadi sebuah los besar dan berlantai dua,” jelas Ir. Ashari, MM.

”Kedepan, Pemkab juga akan menata bangunan kios disekeliling pasar bunder, membangun los-los di tanah sebelah selatan pasar dan melakukan renovasi pasar kota,”jelas Ir. Ashari. Rencananya, seluruh pedagang yang berjualan barang dagangan basah, misal pedagang daging dan pedagang sayuran, akan dipindahkan ke bangunan baru di sebelah selatan pasar. Harapannya, pengunjung di pasar bunder akan semakin nyaman dan bebas dari bau barang dagangan yang menyengat.

Sementara Ir. Joko Purwanto, MM, Kepala Dinas Perindagkop & UKM Kabupaten Sragen, mengatakan renovasi pasar bunder dengan konsep pasar tradisional yang bernuansa modern, diharapkan dapat menjadikan pasar bunder sebagai tempat berbelanja sekaligus sebagai tempat rekresi. ”Setelah selesai direnovasi ini diharapkan pasar bunder akan menjadi tempat berbelanja sekaligus tempat rekreasi yang nyaman, bersih dan sehat seperti harapan Bupati Sragen,” kata Ir. Joko Purwanto.

Bak gayung yang bersambut, kebijakan Pemkab. Sragen untuk merenovasi pasar bunder ini mendapat dukungan dari pedagang yang kini menempati los-los pasar bunder tersebut. Bahkan pedagang telah membentuk sebuah paguyuban yang beranggotakan seluruh pedagang pasar bunder. Paguyuban tersebut bertujuan untuk membantu Pemkab Sragen dalam mengelola, menjaga dan memanfatkan seoptimal mungkin bangunan pasar yang kini telah direnovasi tersebut. Paguyuban ini juga akan membantu Pemkab dalam meningkatkan kesadaran bagi pedagang pasar dalam menjaga kebersihan lingkungan pasar.

Ir. Joko Purwanto menambahkan, Pemerintah Kabupaten Sragen juga telah membentuk sebuah tim pemberdayaan pasar yang bertujuan unutk mengawasi, memberdayakan dan mengoptimalkan pemanfaatan pasar bunder. Tim tersebut terdiri dari Asisten Sekda II, Kepala Dinas Tata Kota, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Kepala Disperiandagkop & UKM dan Kepala Dispenda Kabupaten Sragen.(Hart – Humas)

LOWONGAN KERJA “ DAYU ALAM LESTARI “

Membutuh segera :

  1. WAITER

- Laki-laki, umur 18 – 25 tahun

- Pendidikan D3 / Min SMA – sederajat

- Tinggi Badan Minimal 158 cm

- Penampilan menarik

- Lebih diutamakan berpengalaman ( 1- 2 tahun )

- Pekerja keras dan jujur

  1. WAITRES

- Wanita, umur 18 – 25 tahun

- Pendidikan D3 / Min SMA – sederajat

- Tinggi Badan Minimal 154 cm

- Penampilan menarik

- Lebih diutamakan berpengalaman ( 1- 2 tahun )

- Pekerja keras dan jujur

  1. CLEANING SERVICE

- Laki-laki, umur 17 – 25 tahun

- Pendidikan SMP / SMA – sederajat

- Lebih diutamakan berpengalaman

- Pekerja keras dan jujur

Kirimkan segera lamaran selengkapnya 1 minggu setelah pengumuman ini dimuat, ke :

Jl. Raya Sukowai No. 255 ( Atik Astrini dan Novi Asnaun, Sekpri Bupati, Telp. 081329003493 / 08122654863 )

Sabtu, 22 Maret 2008

Tepat Bayar Pajak Tingkatkan Pendapatan Negara

SRAGEN - Hari ini (18/03), di pelataran Galeri Batik Sukowati Sragen di gelar acara Pekan Panutan Penyerahan NPWP, Penyampaian SPT Tahunan PPh tahun 2007 dan Pembayaran PBB tahun 2008. Menurut Harianto Saputro, Kabid Pemungutan PBBDispenda Kabupaten Sragen, lokasi yang terletak di pinggir jalan Raya Sukowati sengaja dipilih, agar masyarakat bisa ikut menyaksikan acara tersebut.

Kabupaten Sragen merupakan satu-satunya Pemerintah Daerah yang menggelar acara Pekan Panutan Penyampaian SPT dan Pembayaran PBB di tepi jalan raya. Harapannya, tambah Harianto, kesadaran masyarakat untuk membayar pajak juga akan semakin meningkat.

Acara dihadiri oleh seluruh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemkab Sragen, Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karanganyar, Togu D. Silaban, Kabid P2 Humas Kanwil DCP II Jawa Tengah, Joko Yuwono Haryadi, tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Dasar penyelenggaraan acara ini yakni Surat Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II Nomor : S-25/WPJ.32/BD.05/2008 tanggal 28 Januari 2008 perihal Pekan Panutan SPT tahun 2007. Sedangkan tema yang diangkat yakni, ”Dengan Melaporkan SPT Tahunan Tepat Waktu, Anda Ikut Membantu Mengamankan Penerimaan Negara”.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sragen, Drs. Koeshardjono dalam sambutannya mengatakan bahwa setiap wajib pajak berkewajiban untuk membayar pajak. Karena dengan membayar pajak akan menambah penerimaan negara. Pendapatan negara dari sektor Minyak dan gas bumi bisa habis, tetapi pemasukan melalui pajak tidak akan pernah habis, melainkan akan semakin bertambah.

Sekda juga menambahkan, Kabupaten Sragen memiliki visi Sragen Smart Regency atau Sragen Kabupaten Cerdas. Terkait dengan visi tersebut seluruh warga masyarakat Sragen haruslah taat membayar pajak. “Ada kata-kata bijak, Orang Cerdas Pajaknya Lunas dan Orang bijak taat pajak. Dengan membayar pajak, masyarakat ikut mensukseskan pembangunan daerah.” Kata sekda.

Sekda juga mengatakan 80 % dari APBD berasal dari dana perimbangan yang sumbernya dari pajak. Kontribusi PADS terhadap APBD tidak ada 10 % dan itu didapat sebagian besar dari penerimaan pajak bumi dan bangunan. “Membayar pajak sama artinya telah berbuat sesuatu untuk membangun bangsa” tandas Sekda.

Sekda juga menekankan, pejabat Pemkab Sragen juga berkewajiban untuk taat membayar pajak, dan harus mampu membedakan mana kewajiban pribadi dan mana posisi di wilayah kedinasan. Karena sebagai pejabat pemkab yang mendapatkan kemudahan dalam segi fasilitas, seperti rumah dinas, mobil dinas atau motor dinas pejabat pemkab juga harus memberikan feedback dengan apa yang telah diterimanya, yakni dengan membay pajak.

Selain pemerintah juga berkewajiban membayar pajak melalui proyek – proyek pembangunan, honorarium, dan kegiatan lain. Untuk itu para bendahara keuangan Pemkab Sragen, wajib melakukan pemotongan pajak bila ada, jelas Sekda.

Sementara menurut Joko Yuwono Haryadi, Kepala Bidang P2 Humas Kanwil DCP II, dalam sambutannya menyampaikan bahwa penerimaan pajak dari wajib pajak secara nasional meningkat 20% untuk setiap tahunnya. Peningkatan tersebut diharapkan akan terus terjadi ditahun-tahun mendatang. Joko mengharapkan, Pekan Panutan Penyerahan NPWP, Penyampaian SPT Tahunan PPh Tahun 2007 ini menjadi momentum untuk meningkatkan kerjasama dalam upaya meningkatkan jumlah penerimaan pajak bagi negara.

Dalam kesempatan tersebut Joko juga mensosialisasikan kebijakan Sunset Policy. ” Sunset Policy merupakan kebijakan dibidang perpajakn yakni berdasarkan Pasal 37 A Undang – Undang no 28 / 2007 KUP, bahwa bagi wajib pajak yang membetulkan SPT Tahunan di KP2 KP, tidak dikenakan denda.” tambah Joko Yuwono.

Acara Pekan Panutan Penyerahan NPWP, Penyampaian SPT Tahunan PPh tahun 2007 selain bertujuan sebagai penyadaran masyarakat akan arti pentingnya pajak juga digunakan sebagai sosialisasi keberadaan dan fungsi Mobile Tax Unit (MTU). MTU sendiri merupakan modus baru dalam pelayanan kepada masyarakat dalam membayar pajak.

Menurut Drs F.G Sri Suratno, MM Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Sragen , mobil ini nantinya akan berkeliling ke seluruh Kecamatan secara bergiliran. Harapannya dengan adanya mobil keliling ini, masyarakat akan semakin mudah membayar pajak. Sebelumnya, masyarakat yang membayar pajak hanya terlayani melalui KP2KP di ibu kota Kabupaten.(Hart/Jat/Yoh-Humas) www.sragenkab.go.id

Minggu, 16 Maret 2008

Taman Dayu, keindahan alam di Kabupaten Sragen

Keindahan Panorama Desa
Sebagai salah satu obyek pariwisata unggulan di Kabupaten Sragen, kini telah dibangun kawasan wisata Kampung Dayu yang berlokasi di Desa Dayu Kecamatan Karangmalang. Dengan luas area sekitar 5 Ha dan didukung suasana pedesaan yang hijau, sejuk dan indah, kawasan ini siap dijadikan obyek wisata baru bagi masyarakat. Di tempat yang penuh potensi ini, pengunjung akan dimanjakan dengan pesona keindahan kehidupan alami seperti sungai yang membelah area tersebut, pemandangan alam yang indah serta suasana pedesaan yang merupakan daya tarik tersendiri.

DAYU HOMESTAY

Taman Dayu tersaji begitu menarik. Dibangun di pinggir aliran sungai kecil dengan rindang dan dedaunan disekelilingnya, membuat kita ingin beraktivitas seperti memancing, berkeliling dengan perahu, atau bersantai dengan perahu kano.

Pemandangan alam perbukitan dan luasnya lahan yang ada sangat memadai untuk kegiatan hiking. Tak lupa, Mini Zoo yang merupakan kerjasama dengan dinas Pemkab Sragen melengkapi fasilitas yang ada.

Kampung Dayu didukung dengan fasilitas yang lengkap untuk berwisata, seperti sungai, hutan, kebun binatang mini dengan berbagai jenis hewan seperti kangguru, rusa, elang, berbagai jenis burung, berbagai jenis ikan, dan lain-lain. Disamping itu berbagai kegiatan menarik dapat dilakukan di tempat ini, seperti: memancing, berkano, boat, camping, dan lain-lain.

Sebagai Desa yang digunakan untuk uji coba MIX FARMING yaitu sistem pertanian dan peternakan untuk memaksimalkan pemanfaatan, sehingga tidak ada sampah dari pertanian atau peternakan yang terbuang.

Di tempat ini, pengunjung dapat menikmati berbagai sarana bermain yang dirancang khusus untuk menumbuhkan kreativitas anak-anak. Mereka dapat berenang di kolam pemandian yang airnya jernih, serta belajar mendayung perahu kayak. Ini masih ditambah tempat pendukung olahraga lainnya, serta rumah joglo yang bisa dijadikan sarana permainan anak-anak.

Selain itu, pengunjung juga dapat melakukan wisata outbound. Dengan suasana desa yang alami dan masih segar ternyata menjadi daya tarik tersendiri untuk menikmati udara desa dan berpetualang. Beragam permainan yang dipersiapkan bertujuan merangsang nyali, mental, dan rasa pengunjung telah diselaraskan dengan potensi alam di daerah tersebut. Melalui potensi alam yang ada, pengelola memiliki concern untuk mendayagunakan alam sebagai wahana pendidikan mengenal lingkungan, sehingga dapat menumbuhkan jiwa keberanian dan percaya diri. Hal ini penting untuk untuk membentuk mental anak agar berani mengambil keputusan.

Tak ketinggalan, ada kebun tanaman organik berikut ruang pamer yang disediakan sebagai wadah bagi penggemar tanaman untuk berkumpul dan melakukan kegiatan, dan pengunjung supaya lebih mengenal aneka tanaman. Bahkan area peternakan, pertanian juga dibangun oleh pengelola. Para instruktur berpengalaman selalu siap memberikan informasi bagi pengunjung yang ingin belajar tentang pertanian dan peternakan. Selain itu, dipastikan kedatangan ke tempat ini tidak hanya untuk menikmati menu makan dan bersantai biasa. Sebab menu makan yang disajikan merupakan bahan pangan organik, yang tentunya tidak menggunakan bahan kimia, higenis, dan bagus untuk kesehatan. Ditambah suasana yang mengasyikan untuk bersantai dengan keteduhan pepohonan membuat pengunjung dapat berbaring di bangku taman yang sudah disiapkan, apalagi bisa menikmati air kelapa yang masih segar sambil duduk di atas rumput hijau. Suasana yang segar untuk menghapuskan kepenatan.

Bagi pengunjung yang menginginkan terapi kesehatan juga disediakan sarana beserta ahlinya. Dari psikiater, holistik, hingga tusuk jarum selalu siap melayani. Di lahan ini, pengelola juga membangun home stay untuk pengunjung. Dengan dukungan kawasan pedesaan, ketenangan suasana desa dan pegunungan, pengelola memang menginginkan menjadi wisata yang berbasis lingkungan. Kesempatan merasakan suasana dan menikmati aktivitas masyarakat desa yang ramah dan sederhana, akan memberikan kesegaran fisik, spiritual & semangat hidup, bebas dari kebisingan kota, kejenuhan rutinitas sehari-hari di kantor serta kepenatan urusan bisnis.

Patut untuk dicoba. Maka, jangat lewatkan untuk mampir ke Taman Dayu sewaktu anda mengunjungi Sragen.(www.sragenkab.go.id)

Inovasi Baru dan Pertama di Indonesia, ASOSIASI PENYULUH SWASTA SRAGEN TERBENTUK

SRAGEN - Dalam era teknology yang maju ini, telah banyak diketemukan sarana pertanian maupun sistem pertanian baru yang dapat membantu meningkatkan hasil produksi pertanian. Petani mungkin saja tahu, namun belum tentu mampu melaksanakan baik dari segi cara maupun kemampuan modal, bagi yang mampu belum tentu mau melaksanakannya. Untuk menumbuhkan rasa ingin tahu, mampu dan mau bagi petani dalam penggunaan sistem-sistem pertanian yang baik, Pemkab Sragen melalui Badan Penyuluh Pertanian semakin giat mengembangkan bentuk-bentuk baru penyampaian teknologi pertanian kepada petani. Salah satunya adalah pembentukan Assosiasi Penyuluh Pertanian Swasta.

Assosiasi penyuluh pertanian swasta terdiri dari orang-orang yang berkecimpung di dalam penyediaan sarana produksi pertanian atau akrab di sebut Saprodi. Orang-orang ini biasanya sering mengunjungi petani didalam memperkenalkan sistem maupun produk-produk sarana pertanian. Menurut Ir.Budi Harjo, MM, orang orang di dalam Saprodi ini telah akrab dengan petani, jadi kenapa tidak sekalian saja mereka diajak bermitra dengan Pemerintah untuk mengadakan penyuluhan kepada petani.

Ada hubungan yang saling menguntungkan dengan terbentuknya Asosiasi penyuluh Swasta tersebut. Yakni dari sudut kepentingan pemerintah, jumlah penyuluh yang terjun kepada petani akan semakin banyak, sehingga kemungkinan besar jumlah petani yang akan mendapat pelayanan penyuluhan juga semakin banyak. Sedang dari sisi penyedia sarana produksi, mereka akan mendapatkan legalitas dalam menyampaikan penyuluhan kepada petani.

Asosiasi ini dibentuk pada hari Kamis, 13 Maret 2008 di kantor Badan Penyuluh Pertanian Kabupaten Sragen. Nantinya, Asosiasi ini akan memperkuat PNS yang ditempatkan didesa dalam mengadakan penyuluhan pertanian kepada petani. Petani nantinya akan mendapat pelayanan konsultasi pertanian oleh anggota Asosiasi ini di Agroklinik yang ada disetiap desa. Agroklinik adalah Pos Penyuluh yang kini telah ada disetiap desa. Menurut Ir. Budi Harjo, biasanya setiap desa ada kurang lebih 100 pos penyuluhan.

Dasar dijadikan pembentukan asosiasi ini adalah UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan. ”Administrasi dan managemennya yang menyangkut masalah keanggotaan serta AD dan ART saat ini masih dalam proses penataan ” kata Ir. Budiharjo. Nantinya anggota yang masuk dalam Asosiasi ini juga akan mendapatkan kartu anggota sehingga legalitasnya mereka jelas. Untuk Sementara jumlah anggota asosiasi ini ada 35 orang, namun Budi Harjo memperkirakan jumlah ini akan terus bertambah, karena jumlah personil di dalam Saprodi sendiri kurang lebih berjumlah 60-an orang.

Secara teknis penyuluh pertanian lapangan memungkinkan dibentuk dari elemen pemerintah, swasta maupun swadaya. Sementara ini kami hanya memiliki penyuluh pertanian lapangan dari unsur pemerintah saja. Pembentukan asosiasi ini, menurut Budi Harjo, merupakan yang pertama kali dilakukan oleh pemerintah daerah ” Jadi kabupaten Sragen merupakan Pemerintah Daerah pertama di Indonesia yang mempelopori terbentuknya Asosiasi Penyuluh Pertanian Swasta tersebut ” jelas Ir. Budiharjo.

Hal lain yang ingin dicapai dari pembentukan asosiasi ini adalah kemudahan kontrol gerak pengusaha penyedia sarana produksi pertanian agar cara penyampaian mereka sejalan dengan sistem penyuluhan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Sementara menurut Saryanto Ketua Asosiasi Penyuluh Swasta Sragen terpilih, pihaknya akan mengadakan pertemuan rutin bagi anggotanya setiap dua bulan sekali untuk mengevaluasi kinerjanya. Saryanto mengaku telah lama berkecimpung di dalam penyediaan sarana pertanian. Hampir seluruh petani telah ia datangi untuk diberi penyuluhan tentang sistem pertanian yang baik. Dengan terbentuknya Asosiasi ini semakin memantapkan dirinya maupun anggotanya untuk lebih semangat memberikan penyuluhan pertanian kepada petani, aku Saryanto. (hart – Humas)www.sragenkab.go.id

Sabtu, 15 Maret 2008

Profil Bapak Lurah Sragen Tengah

Kepala Kelurahan Sragen Tengah adalah H.Ismanto,SE,MM. Sosok kepala kantor yang disukai banyak bawahan karena mempunyai selera humor yang tinggi. Pria 50 tahun ini mempunyai istri Hj.Nur'Aini,S.pd yang bekerja sebagai Kepala Sekolah SD Negeri Sragen 2, anak pertama Bapak H.Ismanto,SE,MM bernama Subhan Nuriza,SE dan anak kedua bernama Ulfah Nuristia yang sekarang kuliah di UNNES Semarang semester 4. Keluarga ini mempunyai kegiatan usaha di bidang Optik (OPTIK AINI) dan toko buku dan foto copy (sahabat BKD).

SRAGEN KEDATANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI






SRAGEN Pada hari ini, Sabtu tanggal 15 Maret 2008 Kabupaten Sragen kedatangan tamu yang sangat istimewa, yaitu Bapak Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie,SH beliau saat ini adalah Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, kedatangannya ke Kabupaten dalam rangka Temu Wicara dengan aparat pemerintahan di Kabupaten Sragen maupun dengan masyarakat luas, selain itu tentunya juga meninjau pelaksanaan peraturan-peraturan maupun produk-produk hukum di Kabupaten Sragen yang sudah sering digunakan sebagai acuan pemerintah pusat, sebelum acara tersebut rencananya beliau juga akan mengunjungi Badan Pelayanan Terpadu (BPT) serta Bagian Litbang dan Data Elektronik Setda Kabupaten Sragen untuk melihat sejauh mana pelaksanaan reformasi birokrasi yang berbasis pelayanan dan Electronic Government yang telah diterapkan di Sragen.

Kedudukan Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarkan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.

Kewenangan Mahkamah Konstitusi RI mempunyai 4 (empat) kewenangan dan 1 (satu) kewajiban sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945, Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk: Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Memutus pembubaran partai politik, dan Memutuskan perselisihan tentang hasil pemilihan umum.


Diharapkan dari hasil temu wicara ini nanti akan diperoleh masukan-masukan untuk pembangunan Kabupaten Sragen dimasa mendatang dan tentunya juga akan memperluas cakrawala pandang bagi para birokrat khususnya dan masyarakat Kabupaten Sragen pada umumnya.www.sragenkab.go.id





Tata cara pembuatan surat

Prosedur pembuatan surat-surat

KTP.
Syarat-syarat

  1. Surat pengantar RT /RW Setempat
  2. Foto copy KK (Kartu Keluarga) yang berlaku
  3. KTP lama (asli)
KK
Syarat-syarat
  1. Surat pengantar RT /RW Setempat
  2. Foto copy KK apabila terdapat perubahan
  3. KK asli
  4. Syarat-syarat pendukung lain jika terdapat perubahan
Akte Kelahiran
Syarat-syarat
  1. Surat pengantar RT /RW Setempat
  2. Foto copy KTP saksi (2 orang)
  3. Foto copy KTP Bapak /Ibu anak yang dicarikan akte
  4. Foto copy KK
  5. Foto copy surat nikah